Monday, April 30, 2012

Bersama Hujan

Entahlah apa yang sebenarnya terjadi. Semua terasa berbeda kini, terasa asing, seperti..entahlah. Aku tak mengerti. Semua terasa semakin sulit untuk kujalani. Begitu pun dengan semua orang, semakin sulit untuk kumengerti.
Aku merasa...kenapa aku selalu memberikan banyak kesempatan untuk orang lain, namun mereka tak memberiku kesempatan. Aku merasa tersakiti, aku merasa sendiri, aku merasa... ah! Tak patut untukku untuk merasa sendiri, karena aku punya teman-temanku. Tapi kini yang kurasa hanya kesendirian, hanya kesepian yang semakin menggerogoti hati ini. Semua kehangatan yang ada di sekitarku berubah sedingin es, serasa aku di buang di kutub utara. Bahkan sekali pun, di Kutub ada keindahan tampilan aurora yang tak dapat ditemui dengan mudah. Namun tidak begitu yang kualami. hanya kutub yang dingin dan sepi, tak ada keindahan.

Begitu banyak masalah yang seakan terus menjajahku. Atau mungkin ini hanya perasaanku saja? Semua terasa sulit untuk ku jalani. Atau mungkinkah hanya karena aku semkin lemah sehingga seakan tak mampu menjalaninya? Ah semoga saja tidak. Dan.. semua orang terasa sulit sekali untuk dimengerti. Mungkin aku terlalu lelah untuk mengerti mereka, atau mungkin aku tidak belajar untuk mengerti mereka. Kenapa aku merasa.. bahwa orang orang yang aku sayangi, yang begitu aku sayangi lebih banyak membuatku tersakiti.

Air mataku semakin deras mengalir. Diam, sepi, hanya bunyi hujan yang menghias malam. Ah ini hanya karena aku sedang galau saja.

Aku tak suka dibohongi, aku tak suka dikecawakan. Dan aku tahu setiap orang juga begitu. Kau tahu? Rasanya sakit ketika seseorang membohongi kita di saat kita berharap pada nya. Dan kau tahu? Benar-benar sakit rasanya ketika kita tahu kebohongan seseorang pada saat itu juga, ketika dia bicara.

Ketika semua masalah berkumpul, seakan ingin menyerah dengan hidup ini. Padahal seseorang di sana sedang meminta kehidupan. Ya, seharusnya aku bersyukur atas apa yang aku punya. Dan aku tahu apa yang harus aku syukuri walau pun di tengah semua masalah ini. Tapi rasanya sulit untuk dipraktekan ketika masalah itu datang, ketika air mata membanjir. Mungkin aku terlalu banyak meminta, tapi aku hanyalah manuasia biasa, aku punya perasaan dan aku ingin dihargai.

Bersama hujan yang butirannya kian deras. Seakan mengetuk hatiku, untuk menemani sepinya, untuk menghiasi rasa sakitnya. Lagi lagi aku tak bersyukur, kenapa bukan K A U saja yang menemani ku? kenapa bukan K A L I A N yang sejak dulu ada di hatiku? kenapa kalian pergi? Ah.. sudahlah aku yang salah, tak seharusnya aku seperti ini.

0 comments:

Post a Comment